1. Jangan ada allah lain dihadapanku
2. Jangan membuat patung menyerupai apapun utk disembah.
3. Jangan menyebut Tuhan Allahmu dengan sembarangan
4. Ingat dan kuduskanlah hari sabat
5. Hormatilah ayah dan ibumu
6. Jangan mencuri
7. Jangan berzinah
8. Jangan membunuh
9. Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu
10. Jangan menginginkan hak milik orang lain.
selengkapnya anda boleh baca pada surat keluaran 20 pada buku Perjanjian Lama ( PL )
Bagaimana penyempurnaannya dalam kitab Perjanjian Baru ?
Matius 22:36-40
HUKUM YANG TERUTAMA
36 "Guru, hukum manakah yang terutama
dalam hukum Taurat?" 37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
akal budimu. 38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 39 Dan
hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri. 40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum
Taurat dan kitab para nabi."
Hukum yang
pertama dan terutama adalah :”Mengasihi Allah”. Sedangkan hukum yang kedua
adalah “Mengasihi sesamamu manusia.” Tuhan Yesus menegaskan bahwa hukum yang pertama dan kedua
adalah “sama harganya ”. kalaulah disebutkan dengan harga jadi hukum yang
pertama dan kedua adalah hukum yang terutama. Pada injil Matius ayat 40 Yesus mengatakan :” Pada
kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Dalam Injil Yohanes dijelaskan seperti berikut :
1 Yohanes 4:20
Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci
saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi
saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak
dilihatnya.
Sepuluh Hukum Taurat yang ada dalam Perjanjian Lama ( PL ) dan Perjanjian Baru ( PB ) merupakan peraturan yang mengatur tatanan kehidupan manusia, antara manusia dengan sesamanya dan manusia dengan Tuhan Allah ( Yesus Kristus ). Mengapa harus dilakukan oleh Tuhan seperti itu ? agar hidup manusia dapat saling mengenal seperti apakah kasih itu ( 1 Yahanes 4 : 20 ).
Contohnya : Pada Surat Keluaran 22 dituliskan :
21 "Janganlah kau tindas atau
kautekan seorang orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah
Mesir.
22 Seseorang janda atau anak yatim
janganlah kamu tindas. 23 Jika engkau memang menindas mereka ini, tentulah Aku
akan mendengarkan seruan mereka, jika mereka berseru-seru kepada-Ku dengan
nyaring. 24 Maka murka-Ku akan bangkit dan Aku akan membunuh kamu dengan
pedang, sehingga isteri-isterimu menjadi janda dan anak-anakmu menjadi yatim.
25 Jika engkau meminjamkan uang kepada
salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah
engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu
bebankan bunga uang kepadanya.
26 Jika engkau sampai mengambil jubah
temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya kepadanya sebelum
matahari terbenam, 27 sebab hanya itu saja penutup tubuhnya, itulah pemalut
kulitnya—pakai apakah ia pergi tidur? Maka apabila ia berseru-seru kepada-Ku,
Aku akan mendengarkannya, sebab Aku ini pengasih."
Apabila kita hidup berpegang pada hukum taurat Banyak umat Israel (dan juga kita) melaksanakan perintah itu lepas dari
gantungannya (hukum kasih),sehingga sering apa yang kita lakukan, kita anggap
benar karena kita merasa tidak melanggar perintah Tuhan tetapi ternyata tidak
benar disisi Tuhan.
Demikian juga tertulis dalam Surat Rasul Paulus ke Jemaat Galatia dan Roma :
Galatia 2:16
Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum
Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun
telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman
dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak
ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.
Roma 13:8b
hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia,
ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Roma 13:10 Kasih
tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan
hukum Taurat.
Bagaimana Hubungan Hukum Taurat dan
Kasih
Hukum taurat
ibarat sebuah rambu lalu lintas dilarang berhenti. Tanda ini biasa dipasang diperempatan jalan. Tentu
saja dasar dari pemasangan tanda ini adalah KASIH, yaitu agar lalu lintas
lancar sehingga orang lain tidak terganggu oleh orang yang berhenti
diperempatan jalan. Kalau kita perhatikan diperempatan lampu merah, orang ada tidak
berhenti malah menerobos dan ada banyak tanda larangan yang tidak diindahkan oleh pengguna kenderaan dan pejalan kaki. Yang menjadi pertanyaan mengapa mereka lakukan, karena tidak ada polisi. Bila ada polisi mereka tidak akan melanggar, karena takut ada polisi. Dan kita lihat begitu banyak pelanggaran yang terjadi akibat
motivasi kepentingan pribadi.
.
Apakah itu
berarti dia selamat karena melakukan hukum taurat ? Dalam hal di lokasi
perempatan itu memang YA. Masalahnya akan lain untuk lokasi yang lain. Misalkan
pada jalan yang sempit dimana tidak ada rambu larangan berhenti. Apakah kita
akan berhenti di tempat tersebut sehingga memacetkan lalu lintas. Secara hukum taurat kita tidak salah
karena memang tidak ada larangan berhenti. Akan selamatkah kita bila kita
berhenti disitu? Beranikah kita melawan orang-orang yang di belakang kita
dengan mengatakan “Lihat bung, tidak ada larangan berhenti, saya tidak
melanggar peraturan lalu lintas.” Dia selamat tidak ditilang polisi, tapi dia tidak akan selamat menghadapi
amukan masa.
Cobalah kita
renungkan yang dikatakan rasul Paulus :
2 Korintus 3:3
Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh
pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang
hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam
hati manusia.
Saudara pengunjung !!!!!
Oleh karena itu sebagai umat Kristiani yang sejati, tanda larangan berhenti itu tidak perlu
dipasang di perempatan, tetapi pasanglah di hati kita, sehingga sekalipun kita berada di jalan sempit
yang tidak ada terpasang rambu-rambu dilarang berhenti, kita tidak akan berhenti
karena rambu-rambu itu ada terpasang di hati kita. Demikian tertulis dalam Roma 2:15 Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi
hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut
bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela. Dan Roma 7:6 Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum
Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita
sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama
menurut huruf hukum Taurat.
Jelaslah bagi bahwa Hukum Taurat yang diberikan Tuhan Allah kepada manusia melalui Nabi Musa dan disempurnakan atas kedatangan Tuhan Yesus ke dunia ini, supaya setiap orang beroleh keselamatan ( Yohanes 3 : 16 ). Sebab tidak ada seorangpun yang selamat dibawah hukum taurat. Hukum Taurat memaksa kehendak supaya tidak berbuat semena-mena, tetapi harus dilandasi dengan KASIH.